Haditsini mengingatkan manusia untuk memaksimalkan hidup sebelum ajal. Kata ajal sendiri menggambarkan posisi waktu dalam hidup manusia. (Semoga Allah memuliakannya) pernah berkata: "waktu itu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memotongnya, dialah yang akan memotongmu". Di sinilah harusnya kita selalu tersadar jika dalam hidup ini kita

Oleh Erna Ummu Azizah Komunitas Peduli Generasi dan Umat WAKTU begitu cepat berlalu. Terkadang waktu sehari, seminggu, sebulan bahkan setahun itu tidak terasa. Ada yang rasanya baru kemarin masih anak-anak, sekarang sudah beranjak dewasa. Ada juga yang rasanya baru kemarin masih muda, sekarang sudah renta. Bahkan ada juga yang rasanya baru kemarin masih bertegur sapa, kini mereka telah tiada. Ya, waktu terus berputar, dan sungguh waktu yang sudah berlalu tidak bisa diputar kembali. Maka, alangkah meruginya jika waktu yang Allah berikan terbuang dengan percuma tanpa diisi dengan aktivitas yang bermakna. Begitu pentingnya menjaga waktu, sampai-sampai Allah pun bersumpah dengannya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, serta nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” QS. Al-Ashr [103] 1-3 Sayangnya, banyak diantara kita yang masih menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhiratnya serta terlalu menyibukkan diri dengan perkara dunia. Bahkan ada yang lalai dan tidak mengerjakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Muslim. Dan mirisnya lagi, jika diingatkan perkara akhirat, tak sedikit yang mengatakan nanti’. Padahal nanti-nanti keburu mati. Jika demikian, maka kerugian dan penyesalanlah yang akan ia dapatkan di akhirat kelak. Sungguh tepat ketika Rasulullah Saw mengingatkan mengenai hal ini di dalam sabdanya “Dua hal yang banyak orang tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari sahabat Ibnu Abbas ra. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’, no. 6778. Padahal yang namanya waktu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah Saw bersabda “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara yaitu tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan dalam hal apa hartanya tersebut ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia perbuat dari ilmu yang dimilikinya.” HR. At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Ashahihah, no. 946. Waktu bagaikan pedang. Jika kita tidak memotongnya memanfaatkannya, maka dia akan memotong kita. Jika kita tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik haq, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia batil. Demikianlah betapa pentingnya menjaga waktu. Kita harus memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin. Karena waktu tidak pernah menunggu kita, kalau kita tidak memanfaatkan waktu maka waktulah yang akan menggilas kita. Ada baiknya kita pun merenungkan sabda Rasulullah Saw “Berlombalah dalam amal kebajikan dengan tujuh perkara yakni bersegeralah kepada amal shalih sebelum terjadinya salah satu dari tujuh penghalang ini, apakah kalian menunggu kecuali kemiskinan yang melupakan yakni seseorang yang sibuk mencari sesuap nasi, sehingga dia meninggalkan dan melupakan ketaatan dan amal shalih, atau kekayaan yang melampaui batas yakni harta dan uang berlebih biasanya menyebabkan seorang hamba bersikap melampaui batas dan tenggelam dalam syahwat-syahwat yang diharamkan, atau sakit yang merusak atau renta yang menyebabkan penyesalan ketuaan dan lanjut usia, atau kematian yang menunggu, atau dajjal yang ia adalah seburuk-buruk yang ditunggu, ataukah kiamat, yang kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” HR. Al-Hakim dari Abu Hurairah ra, dan At-Tirmidzi. Oleh karena itu, mari kita pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Bersegera menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Meneladani Rasulullah dalam setiap langkah kita. Dan, tak lupa kita berdoa semoga Allah memberikan kekuatan dan keistiqomahan, juga memohon kepada Allah agar dijauhkan dari sifat lalai dan malas dalam melakukan ketaatan. Aamiin. [] Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke [email protected], paling banyak dua 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.

\n \nhadits waktu bagaikan pedang
WaktuBagaikan Pedang " الوَقْتُ كَالسَّيْفِ " Waktu muda, bagi sebagian orang adalah waktu untuk bersantai, masa untuk bersenang-senang dan menikmati hidup. Bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan, "Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga." Benarkah? Bahkan tanpa amalan sholeh?
Sahabat, pernah mendengar istilah waktu bagaikan pedang? Sebagai manusia yang telah Allah SWT perintahkan sebagai seorang khalifah di muka bumi. Sudah selayaknya sahabat memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya. Sehingga diri tidak lupa mengenai status yang Allah SWT amanahkan. Terdapat dua tipe manusia pada muka Bumi ini, antara lain 1. Manusia pengolah waktu yaitu manusia yang bisa mengisi waktunya dengan baik. Sehingga selalu bisa menjalankan kewajibannya dengan sempurna dan tidak ada waktu yang terbuang untuk hal yang tidak bermanfaat. 2. Orang yang terolah waktu yaitu orang yang membiarkan waktu terbuang sia-sia. Ia menganggap esok masih ada waktu, ini merupakan salah satu tanda tidak memahami pentingnya waktu, padahal waktu dan kesempatan tidak pernah datang untuk kedua kalinya. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat, yang mana banyak manusia tertipu karenanya, yakni kesehatan dan kesempatan.” HR Bukhori. Inilah bahayanya golongan orang yang kedua, karena orang ini merupakan orang yang suka menunda. Ia akan kehabisan waktu sehingga apa yang ia inginkan tidak akan pernah berhasil dan hanya berhenti pada angan angan, dan inilah kemenangan iblis. Dan Masa sendiri terbagi menjadi tiga,yaitu masa yang telah lalu, masa yang sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu kita sudah tidak dapat menggantinya karena ia bagaikan air yang mengalir dan sekali mengalir maka tidak bisa kembali lagi, masa sekarang. Kerugian Tidak Memanfaatkan Waktu dengan Baik Kerugian saat tidak memanfaatkan waktu dengan baik antara lain 1. Tidak mampu menghitung nikmat Allah SWT Sungguh telah banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita. Jika kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari ni’mat Allah.” QS Ibrahim [14] 34 Dalam Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh As Sa’di mengatakan, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya” maka lebih-lebih lagi untuk mensyukuri nikmat tersebut. “Sungguh manusia benar-benar zholim dan kufur”. Itulah tabiat manusia di mana 1 dia zholim dengan melakukan maksiat, 2 kurang dalam menunaikan hak Rabbnya, dan 3 kufur terhadap nikmat Allah Ta’ala. Dia tidak mensyukurinya, tidak pula mengakui nikmat tersebut kecuali bagi siapa yang diberi hidayah oleh Allah untuk mensyukuri nikmat tersebut dan mengakui hak Rabbnya serta menegakkan hak tersebut.” 2. Kenikmatan yg terlupa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu antara dua kenikmatan yang telah Allah Ta’ala berikan kepada manusia. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. Muttafaqun alaih Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Baththol. Beliau mengatakan,”Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, ialah yang tertipu.” Ibnul Jauzi dalam kitab yang sama mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun dia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dalam aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun dia dalam keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untuk melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu terperdaya. Itulah manusia. Banyak yang telah terbuai dengan kenikmatan ini. Padahal setiap nikmat yang telah Allah berikan akan ditanyakan. Allah Ta’ala berfirman, ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ “Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu bermegah-megahan di dunia itu”. QS At Takaatsur [102] 8 3. Waktu yang berlalu tak bisa terulang kembali Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. الوقت أنفاس لا تعود “Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.” Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat. Namun bisa berbuah kebaikan maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3 Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. 4. Waktu Laksana Pedang Jika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah Allah Ta’ala berikan. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim, beliau menyebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Nasehat tersebut berisikan pada dua inti berikut الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan kamu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Saudaraku, senantiasalah engkau meminta pada Allah kebaikan pada hari ini dan hari besok. Hanya orang yang mendapatkan taufik dan pertolongan Allah Ta’alalah yang dapat selamat dari tebasan pedang waktu. Ibnu Mas’ud berkata, ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ. “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” Al Hasan Al Bashri berkata, ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺃﻥ ﳚﻌﻞ ﺷﻐﻠﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ ﺧﺬﻻﻧﺎﹰ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.” Pergunakan Waktu dengan Baik Inilah masa yg harus kita pergunakan sebaik kedepannya nanti tidak menjadi beban yang memberatkan kita di hadapan pengadilanNya Dzat yg maha Adil. Untuk itu marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan yang kita miliki. Memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif. Kita tidak pernah tahu sisa waktu yang kita miliki. Mulailah semuanya dari sekarang untuk selalu berbuat kemanfaatan. Wallahualam bishowab. Semoga bermanfaat sahabat.
Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu." Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, pengaruhnya akan membuat orang sengsara, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan akan selalu menunggunya. Ibnu Abi Jamroh dalam kitabnya "Bahjatun-nufus" berkata:

Melalaikan WAKTU adalah suatu kebinasaan. Bisa jadi tanpa kita sadari WAKTU akan membunuh kita, jikalau kita lalai dengannya, karena WAKTU begitu cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali, WAKTU terus berlari tanpa henti, WAKTU terus berputar tanpa kenal lelah dan WAKTU tidak menghiraukan apa yang ditinggalkannya. الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ “Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu.” Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, pengaruhnya akan membuat orang sengsara, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan akan selalu menunggunya. Ibnu Abi Jamroh dalam kitabnya “Bahjatun-nufus” berkata “Potonglah waktu dengan perbuatanmu agar waktu tidak memotongmu”. Jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, maka kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan pedang Jika kita tidak segera menghindar dan melawannya maka pedang akan memotong dan mencabik-cabik kita, karena waktu bagaikan pedang yang membunuh. Ibnu Abbas ra berkata mengenai surat al-Ashr bahwa pengertian dari والعصر adalah waktu. Alloh swt bersumpah dengan waktu, yang mana didalamnya terdapat banyak keajaiban, karena dengan waktu dapat menyebabkan manusia meraih untung atau rugi, bahagia atau sengsara, sehat atau sakit, kaya atau miskin. Dikatakan dalam sebuah Sya’ir Arab الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ “Waktu itu lebih berharga daripada emas.” karena waktu adalah perhiasan manusia dan kesempatan hidup yang paling berharga. RENUNGAN UMUR Al-Hamdulillahi Robbil alamin .. saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup. Namun hidup saat ini hanyalah berma’na menjalani sisa umur belaka. Bertambahnya waktu bagi kita adalah satu langkah mendekati liang kubur. Entah sampai kapan Alloh swt mengaruniakan sisa umur ini untuk kita .? Boleh jadi ada diantara kita diberi kesempatan hidup bertahun-tahun lagi oleh Alloh swt. Mungkin diantara kita ada yang sisa umurnya tinggal beberapa bulan ini, atau beberapa hari lagi, atau boleh jadi ada diantara kita yang oleh Alloh swt diberi kesempatan hanya beberapa tarikan nafas saja untuk menghuni tanah tempat kita berpijak saat ini. Setelah kematian kita masih punya waktu panjang, jauh lebih panjang dari kehidupan dunia, menunggu waktu dibangkitkan-Nya di hari kiamat nanti, di dalamnya ada derita dan bahagia, siksa dan ni’mat. Kelamnya masa silam dan kelabunya masa lalu kita sikapi dengan taubatan-nasuha, dengan membuka lembaran hidup baru yang sarat dengan warna putih akan mencerahkan lagi menenangkan hati untuk menghadapi kematian. 3 PASANG INDRA MANUSIA Alloh memberi kita alat baca berupa indera hati, indra akal, dan indra jasad seperti mata, telinga, hidung dan yang lainnya. Dalam bahasa ilmiah, indera-indera tersebut adalah sensor. Indera merupakan input, Baik buruk output kemudian tergantung pada pemrosesnya. Pemroses tersebut adalah hati tempat terbentuknya rencana atau niat. Hatilah yang bisa memastikan sesuatu itu benar atau salah. Sedangkan “Akal adalah asisten Hati”. Akal tidak bisa mengatakan sesuatu itu benar atau salah. Akal hanya bisa membedakan baik atau buruk. Menurut al-Ghozali, bahwa manusia bergerak dengan tiga pertimbangan. Ada kualitas baik rasional, kualitas benar spiritual, dan kualitas nyaman emosional/nafsu. Ketika kita membaca sesuatu, kita akan selalu menemukan ketiga kualitas ini. Kadang kita menginginkan sesuatu yang nyaman dan baik, dan mengesampingkan urusan benar-tidaknya belakangan. “Tergantung siapa yang menjadi raja, apakah aspek spiritual, aspek rasional, atau aspek emosional”. Orang yang menjadikan spiritualnya raja bagi akalnya dan akalnya raja bagi emosionalnya, maka cara membacanya akan berbeda dari kebanyakan orang. Ketika lewat seorang perempuan cantik, aspek emosional akan mendorong seorang laki-laki untuk terus melihatnya. Aspek rasional bisa jadi mengatakan, “Apa gunanya sih, bisa jadi itu istri orang lain .?”. Namun aspek spiritual menilai bahwa kita harus menghindari pandangan tersebut karena diri akan terkungkung oleh keinginan syahwat. Pembaca yang ideal, adalah yang mendudukkan aspek spiritual sebagai sang raja. Akal menjadi asistennya, sedangkan emosi adalah petugas pencarinya. Emosi juga penting, karena tanpanya kita tidak akan bergerak ke mana-mana. “Yang tidak boleh adalah menjadikan emosi sebagai raja”. Sedangkan fisik berfungsi sebagai pelaksana eksekutor detak hati, detik akal dan pengantar emosi nafsu .. HIDUP INI INDAH Pembelajaran yang benar bisa kita dapatkan dari apa dan siapa pun, karena pada hakekatnya tidak ada sesuatu pun yang sia-sia segala ciptaan Alloh swt di alam raya ini. Pencerahan yang baik bisa datang dari mana saja, ta’kenal waktu, bahkan kadang ta’terduga. Jadi .. ni’mati saja luasnya kehidupan ini. Hiruplah keanekaragamannya. Pandanglah warnanya. Sebab hidup tidak selamanya hanya hitam dan putih, tetapi penuh aneka warna, bahkan abu-abu dapat mengeluarkan 500 warna. GA’PENTING ..!! Ternyata banyak keinginan itu ga’penting.. Banyak keinginan artinya banyak menghayal .. Banyak menghayal artinya suka ngimpi .. Suka ngimpi artinya sering tidur .. Sering tidur itu tanda org males .. Org males itu akibatnya miskin .. Orang miskin itu ga’ada harganya .. Orang ga’ada harganya itu hina .. Orang hina itu rendah kaya’ sampah .. Sampah ..!?? Orang ko’dibilang sampah .. Masak manusia dibilang sampah .. Oooo….w Sampah masyarakat maksudnya .. Bikin penyakit menular disekitarnya .. Karena ga’ada manfaatnya dimanapun ia berada .. Ga’ada yang ngarepin keberadaanya .. Ga’ada yang kasih sayang dia .. Ga’ada yang kangen apalagi cinta sama dia .. Ga’ada yang butuh dia .. Yach ..!!! Sebenernya sih aku cuma pengen bilang Kalo jadi orang jangan banyak pengennya .. Tapi banyaklah berharap .. Karna Alloh mengajarkan pada kita “Berharaplah hanya kepada Alloh karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu ..” Dengan berharap kita punya sesuatu yang lebih dari sekedar angan-angan kosong yang ga’pernah diperjuangkan .. Harapan itu perlu diperjuangkan .. Agar hati , akal , fisik dan nafsu berfungsi sebagaimana mestinya .. Hati untuk tempat keimanan .. Akal untuk berfikir dan mempertimbangkan .. Fisik untuk bekerja .. Nafsu untuk dipelihara dengan baik .. MENAHAN HAWA NAFSU Untuk mencapai kebahagiaan, lebih baik membatasi keinginan daripada memanjakannya. Alloh swt berfirman “… Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, niscaya ia akan menyesatkan kamu dari jalan Alloh…” QS. Shod 26. Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Makan, bisa dikatakan sebagai sebuah kebutuhan. Tapi makan dengan kemewahan, makan di rumah makan kelas atas, maka kebutuhan itu berubah menjadi keinginan. Rumah adalah kebutuhan, tapi memiliki rumah mewah dengan beragam fasilitas yang wah, maka kebutuhan tersebut sudah menjadi keinginan. Kendaraan, motor atau mobil misalnya adalah kebutuhan, tapi ketika ingin memiliki motor dan mobil yang lain, yang lebih bagus, atau sekedar mengkoleksi, maka bisa dikategorikan itu bukan kebutuhan, melainkan keinginan. Hanya, manusia yang dikuasai oleh nafsu, akan selalu ada keinginan-keinginan yang berlebihan di samping kebutuhan-kebutuhan standarnya’ sebagai manusia normal. Ada nasihat bijak seputar kebahagiaan dan ketenangan, bahwa kebahagiaan dan ketenangan bisa diraih bukan dengan simbol-simbol keduniawian; Rumah, kendaraan, kedudukan, jabatan, uang, dan harta pada umumnya. Tapi ia teraih lewat kefitrian batin, kesucian jiwa, dalam memegang kendali amanah yang diberikan Alloh swt. Akan percuma harta yang teraih lewat cara-cara yang kotor, karena hanya akan menimbulkan penderitaan sesudahnya. Akan sia-sia kedudukan yang diraih lewat cara-cara yang kotor, karena hanya akan membuahkan ketidaktenangan di ujungnya. Kekurangan yang diterima apa adanya dan kondisi hidup yang disyukuri, akan lebih menjanjikan ketenangan dan kebahagiaan. Kiranya yang demikianlah yang dinamakan dzikir, bahwa apapun yang kita lakukan kita ingat ada Alloh Yang Mengawasi. Dan apapun yang kita ni’mati, kita ingat bahwa dari Dia lah semua hal kita dapatkan dan karenanya kita tidak menjadi sombong dan lupa diri. Orang-orang mu’min meraih akan meraih kebahagiaan dengan mengingat Alloh swt. “Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh..” QS. Ar-Ro’d 28. BUATLAH MALAIKAT KAGET ..!! Banyak orang diluar sana yang mengatakan kalau kita bershodaqoh harus ikhlas .. Tetapi belum banyak orang yang tau tentang apa itu ikhlas dalam bershodaqoh .. Ikhlas dalam bershodaqoh itu sebenarnya simpel saja, namun banyak orang yang mempersulit arti ikhlas tersebut .. Nah ..! ketentuan bershodaqoh agar membuat anda kaya simpel saja .. Kaget kan orang yang anda shodaqohi .. Apa maksud nya ..? Hehehehe Maksud nya begini Brow .., kalau biasanya anda lihat orang shodaqoh hanya 1000, 2000, atau 5000, anda harus bisa lebih dari itu .. Misalnya, 50 rb, 100 rb, atau lebih bagus lagi 1 juta .. agar orang yang anda kasih sedekah merasa kaget .. Otomatis kalau anda bisa memberikan uang kaget seperti itu .. HMMM …. !!!! Malaikat yang mencatat amalan anda pun juga akan ikut kaget .. Hahahahaha .. Dan mereka berdua juga pasti akan mendo’a kan anda secara ikhlas dan berulang-ulang .. MASTERPIECE TUHAN Apakah dengan dibilang jelek orang cantik mendadak jadi jelek ..? Apakah lantaran disebut cantik orang jelek tiba-tiba jadi cantik ..? Apakah orang yang nyata-nyata pintar sertamerta jadi bodoh karena dicacimaki dengan gelar Si Bodoh’ ..? Apakah orang yang memang bodoh begitu saja jadi pintar setelah kita puji, Kamu kok pinter banget sih’ ..? Apakah manusia otomatis jadi anjing karena kita hardik, Asu koen ..!’ Pujian dan cacian sedikitpun tidak merubah keadaan .. Lalu kenapa kita begitu senang dipuji dan marah atau sakit hati dicaci ..? Toh sedikit pun tidak memberi manfaat dan tidak mendatangkan mudhorot .. Jangan-jangan selama ini anugerah logika dan akal kita itu sangat kurang dioptimalkan fungsinya ..! Riya’, hobbi pamer, pencitraan, lapar popularitas, dan mudah tersinggung ketika diledek dan dimaki adalah akibat krisis akal, untuk tidak dikatakan sinting atau gila .. Mungkin ada yang spontan menyanggah “Wajarlah .. itu manusiawi ..!” Taukah Anda, arti manusiawi’ ? Manusiawi itu hewani .. Manusia di anugrahi hati agar bisa tulus Ikhlash .. Di anugrai akal agar bisa berpikir logis dan realistis .. Di anugrahi fisik yang sempurna, agar bisa kerja nyata .. Dan di anugrah nafsu, tapi kan tidak semua buruk-buruk dan hina dina .. Bukankah manusia itu masterpiece’ karya besar dan agung .. hasil karya yang terbaik Tuhan .. Sehingga WAJAR para malaikat yang suci diperintahkan Alloh untuk menghormatinya ..? KADANG KADANG Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih muda atas ilmunya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih kecil atas kekuatannya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih santai menghadapi masalahnya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih bodoh atas tugas untuknya .. Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih awam atas karyanya .. Tapi pernahkah kita berfikir ..!? Muda, kecil, santai, bodoh dan awam itu hanya di mata kita .. Setidaknya dia yang lebih muda telah berusaha untuk terus mencari ilmu .. Setidaknya dia yang lebih kecil telah berusaha untuk terus menguatkan dirinya .. Setidaknya dia yang lebih santai telah berusaha untuk terus menemukan solusi di setiap masalahnya .. Setidaknya dia yang lebih bodoh telah berusaha untuk terus menyelesaikan tugasnya .. Setidaknya dia yang lebih awam telah berusaha untuk terus berkarya .. Hargai hal yang ada di depan mata kita .. Belajar mengetahui .. Belajar mengerti .. Belajar memahami .. jangan cuma ingin diketahui, dimengerti dan dipahami .. MAGNET DIRI Selama diri anda selalu berpikir KURANG berarti anda sedang melatih perasaan itu, sehingga anda AHLI di bidang kekurangan, dengan demikian Anda akan selalu berkekurangan. Sebab diri kita adalah MAGNET dan kita akan terus melatih magnet diri atas apa yang kita rasakan. Kalau kita melatih perasaan “kurang” maka pada “perasaan” itulah keahlian kita yang akan menjadi magnet dalam diri dan kehidupan kita. Sehingga, wajar jika kita akan selalu merasa “berkekurangan”, atau dengan kata lain kita akan selalu merasa miskin. Setidaknya ada dua cara untuk menghilangkan perasaan “berkekurangan” ini. Pertama Segera mencari kelimpahan, dan ini tidak mudah. Agar lebih mudah gunakan cara Kedua terlebih dahulu sebelum anda lakukan cara yang pertama, yaitu Cara Kedua SYUKURI apa yang ada, coba carilah hal-hal apa saja yang belum anda syukuri, dan SYUKURILAH SEMUANYA sampai anda sungguh-sungguh merasa bahwa ALLOH telah MELIMPAHKAN begitu banyak KENI’MATAN dalam hidup anda. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni’mat kepadamu, dan jika kamu mengingkari ni’mat-Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” QS. 147 Nah ..! Mulai dari sekarang LATIH lah terus perasaan SYUKUR dan BERKELIMPAHAN ini hingga menjadi “Magnet” dalam diri dan kehidupan anda. DOBRAK KEMALASAN .!.!.!.! MALAS melaksanakan segala apa yang telah Alloh perintahkan baik itu yang bersifat wajib maupun sunnah .. adalah alasan yg paling berbahaya .. karena ia pembunuh potensi .. sehingga sesorang menjadi tidak bernilai dn tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri dn dihadapan orang lain .. Nabi Muhammad saw telah menganjurkan setiap orang agar bermanfaat untuk diri dn lingkungannya .. “Yang paling baik di antaramu adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ..” Banyak alasan untuk tidak melakukan sesuatu .. mungkin karena sibuk dengan kegiatan lain .. atau belum merasa terdesak .. atau belum merasakan manfaatnya .. atau belum memiliki kemampuan .. dan lain-lain .. Seseorang mempunyai berbagai alasan terhadap ketidakmauannya melakukan sesuatu .. namun alasan yang paling berbahaya adalah ketika seseorang tidak melakukan sesuatu karena MALAS MEMULAI ..! HMMM … Pernah merasa sakit hati dn ingin marah hingga titik air mata karena perih dn emosi yg membuncah …? Rasanya ingin sekali … meluapkan dn membalas rasa sakit melontarkan kata-kata tajam … mengeluarkan kemarahan saat itu juga … akan tetapi apakah kmu puas setelah marah …? apakah masalah terselesaikan …? apakah orang itu mengerti …? Tidak juga …! Lebih perih lagi … ketika kmu ta’punya hak untuk marah karena kmu di pihak yg tersalah dn org tersebut memiliki hak untuk melakukan hal tersebut … WoooW…! betapa tersiksanya … Ketika kemarahan telah reda … kerap kita ingat dn sadar bahwa kemarahan hanya akan berbuah keburukan dn kesalahan … Memang lelah ketika kita harus bermain dengan emosi selama berjam-jam … Memilih untuk membalaskan sakit dn perih … atau bersabar menunggu kemarahan mereda dari hati … Hanya kmu sendiri yg punya kemampuan mengontrol diri … ENERGI EXTRA Kemarahan dn emosi sesaat yg dilontarkan saat suasana hati sangat panas hanya menghasilkan masalah baru … Kita sering lupa bahwa “amarah” membutuhkan energy sangat besar … dn dampaknya merusak jiwa serta lingkungan … maka amarah adalah “aksi bunuh diri” secara perlahan yg sangat merugikan diri sendiri … Jika memang Alloh bersama orang² sabar … maka bersabarlah bersama Alloh … dalam melaksanakan perintah²-Nya … Jika memang Alloh mencintai orang² sabar … maka cintailah Alloh dgn sabar … tinggalkanlah segala macam yg dibenci-Nya … RENCANA RENCANA BAIK, belum tentu membuahkan kebahagiaan .. Sebagaimana RENCANA JELEK, juga belum tentu mengakibatkan keburukan .. Tanya…. Kenapa ..? Kalau baru RENCANA, tentu saja tidak akan merugikan siapapun .. jangan kuatir ..! Andai saat ini diriku tengah membawa tongkat dan berencana MEMUKUL dirimu…. Apakah engkau sudah merasakan kesakitan itu ..? Tentu saja BELUM, itulah kenapa “rencana jelek belum tentu mengakibatkan keburukan” .. karena BELUM DIKERJAKAN. Konstruksi pikirku sudah aku rubah, diriku tidak setuju dengan ungkapan; “Manusia yang merencanakan, Tuhan yang menentukan ..” Kenapa ..? Karena Qudrot & Irodat Tuhan TUMERAP kepada setiap makhluq-Nya Aku menabrakkan diriku ke kereta api sehingga mati, diakibatkan oleh diriku sendiri .. karena akulah yang memilih untuk melakukan hal itu. Aku memutuskan untuk tidak makan, adalah atas kehendakku .. akulah yang menentukan. Begitupun pilihan terhadap baik & buruk, adalah kehendak kita .. Tuhan mengingatkan, akibat dari perbuatan kita itu .. diri kitalah yang akan menanggungnya, baik itu pahala maupun dosa. Nah, kemauan untuk bertindak dan berbuat itu adalah milik Tuhan, DIA yang mengadakannya dan diamanahkan kepada kita .. dengan demikian, baik dan buruknya rencana dan tindakan itu; “diri kita sendirilah YANG MENENTUKAN.” Andai diri kita DIGERAKKAN benar2 seperti wayang, maka untuk apa DIA turunkan aturan yang berisi; peringatan, ancaman, ganjaran ..dsb ..? Kita bukanlah makhluq-Nya yang DIA ikat kaki dan tangan kita, lalu diceburkan di tengah kolam kehidupan .. kemudian disuruh berenang ke tepian, sama sekali bukan ..! Kita diberinya kebebasan .. untuk memilih dan menentukan .. Nasib atau nishob artinya adalah SAMPAI, sedangkan RENCANA adalah sesuatu yang belum dikerjakan untuk bergerak menuju’ yang menjadi tujuan .. Maka rencana adalah sesuatu yang belum sampai’, belum nishob, alias belum nasib. Kita kelaparan, kita berencana untuk makan agar kenyang .. Di meja makan telah tersedia segala hidangan, namun kita hanya berputar di sekeliling meja makan .. kita hanya berhenti di terminal rencana’ .. maka MUSTAHIL akan berubah menjadi kenyang .. Hehehehe .. Hanya asistennya Tuhan yang sudah mengetahui’ RENCANA-Nya Tuhan ..

9JDJ2.
  • cr28r8066x.pages.dev/162
  • cr28r8066x.pages.dev/108
  • cr28r8066x.pages.dev/13
  • cr28r8066x.pages.dev/13
  • cr28r8066x.pages.dev/31
  • cr28r8066x.pages.dev/262
  • cr28r8066x.pages.dev/90
  • cr28r8066x.pages.dev/235
  • cr28r8066x.pages.dev/372
  • hadits waktu bagaikan pedang